conti Ordinary Girl: Hati Yang Rawan

Kamis, 06 Juni 2013

Hati Yang Rawan

Aduhai hati yang selalu gundah gulana, mengapa terlalu difikirkan kehidupan duniawi?
Sedangkan dunia itu sering menipu. Bukankah kehidupan ini penuh dengan majazi? Tipu daya di sana sini?

Hendaklah  menyusun langkah penuh hati-hati. Ingat, syaitan itu senantiasa tidak mau mengaku kalah dan tidak pernah putus asa! Setiap saat, masanya adalah berharga. Tidak dibiar kosong tanpa menyesatkan Adam dan Hawa.

Lalu, bagaimana kamu masih lagi memikirkan hal dunia?

Perbanyak lah berfikir, renung penuh berarti. Bagaimana kehidupan sewaktu menghadap Tuhan Rabbul 'Izzati? Apakah selamat diri ini di hari yang tiada pelindung melainkan-NYA? Akan berat kah amal yang akan di bawa? Renungkan wahai diri yang lemah, agar kehidupan di dunia sentiasa waspada.
Semoga akan hadir di dalam hati jiwa yang sensitif dengan dosa. Merasakan dosa itu besar sekalipun pada kesilapan sekecil zarah. Apakah kamu tau? Itulah di antara ciri-ciri mereka yang akrab dengan tuhan-Nya. Yang punya Ihsan dalam hatinya, merasa kehadiran ALLAH dalam setiap sentuhan masa yang ada sekalipun mata tidak melihat, tetapi hati menyakini ALLAH Maha Melihat.

Untuk apa perlu dirisaukan, wahai hati yang rawan? Sebuah kehilangan itu hanya secebis dugaan dari Tuhan sekalian alam. Hilang bukan berarti tamatnya sebuah kehidupan, tetapi dengan kehilangan itulah derajat mu ditinggikan, Aamiin. Heran? Mengapa perlu diherankan? ALLAH itu Maha berKuasa, zat yang sempurna penuh keAgungan. Lupakah wahai hati, ALLAH telah berjanji dalam kalam-Nya Izzati?
"Adakah kamu mengaku beriman, sedangkan kamu belum diuji." Maka, hadapi ujian dengan sejuta kesabaran. Percayalah, yakinlah sepenuh hatimu. ALLAH bersama dengan mereka yang sabar senang

Wahai hati yang penuh kesedihan, mengapa perlu ditangisi sebuah perpisahan? Bukankah kita semua akan pergi pulang kepangkuan Tuhan?  Dialah yang menjadikan, dan pada-Nya jua segalanya akan dikembalikan. Apakah kamu lupa? Hidup di dunia ini sekadar persinggahan. Yang kekal hanyalah amalan sebagai teman. Itulah teman dalam perjalanan menuju sebuah keabadian. Maka, jangan pernah lalaikan hatimu dengan kehidupan yang sementara ini. Janganlah engkau tangisi lagi sebuah perpisahan sementara. Akan tetapi, hadapkanlah wajahmu sentiasa kepada ALLAH..

Penuhkanlah jiwa dan hati mu dengan dzikrullah memuji kebesaran-Nya, dan juga sibukkan hari-harimu dengan amalan makruf nahi mungkar, mengikut sunnah kekasih-Nya. Yakinlah, barangsiapa yang dihatinya ada ALLAH, dan mengutamakan ALLAH atas segala apa yang dilakukannya, ALLAH akan mengiringkan pekerjaan mu dengan pertolongan-Nya. Bekerja keras untuk hari esok yang abadi. Berbekal dengan amalan yang menguntungkan di sana (Surga) nanti. Ingat, sebaik-baik bekalan adalah Takwa.

Wahai diri yang lemah, kembalikanlah hati mu kepada Rabb, karena hanya Dia (ALLAH) pemilik segala yang engkau ‛miliki'. Segalanya hanya pinjaman untuk menguji. Kentalkan semangat juangmu. Jadilah seperti saidatina Aisyah, putrinya Syaidina Abu Bakar. Walau fitnah mencalar maruah, dia tetap Aisyah! Walau rumah tangganya di landa badai anggkara si munafik durjana, tetap teguh pendiriannya, menggunung Tawakkalnya. Pada ALLAH SWT dia berdoa, mengharap furqan agar tenggelam segala nista. Insyaf lah duhai diri yang lemah, ALLAH sengaja menguji sekeping hati yang kecil sebagai tukaran untuk mendapatkan habuan yang lebih besar kelak. Maka bersyukurlah, bersyukurlah, bersyukurlah karena kamu insan yang terpilih senang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar