conti Ordinary Girl: Mei 2014

Selasa, 20 Mei 2014

Kenapa semuanya menjadi seperti ini?
Semua ini sama sekali tak pernah aku inginkan.
Di saat-saat UTS selalu saja ada cobaan yang menghampiri :') Yaa ALLAH.

Aku hanya ingin ada yang mendengarkan cerita-ceritaku, keluh kesahku tanpa ada yang mengomentari. Di setiap aku bercerita, aku tidak selalu butuh komentar. Aku hanya manusia biasa yang terkadang tidak bisa mengontrol emosi. Ketika aku emosi, itu adalah hal yang tidak pernah aku inginkan terjadi.

Bagaimana perasaanmu di saat mereka yang ada disampingmu tak lagi mau mendengarkan mu? Lalu, kemana kamu akan pergi menceritakan segala keluh kesahmu? Lalu kemana kamu akan bertanya tentang segala bimbang yang kamu rasakan? Mereka yang ada disampingmu tidak mau lagi mendengarkan semua yang keluar dari bibir mu. Mereka yang kamu anggap paling mengerti kamu ternyata sama sekali tidak mengertimu. Lalu bagaimana dengan orang lain yang sama sekali tidak mengertimu? Mereka pasti jauh lebih tidak bisa mengertimu.

Aku selalu berusaha mengungkapkan apa yang ingin aku ungkapkan. Aku mengatakan setiap kata yang muncul dalam otakku dan setiap rasa yang hadir di dalam hatiku. Mereka tau bagaimana ceritaku, tetapi mereka tidak tau bagaimana perasaanku. Setiap kata yang keluar dari bibirku hanyalah sebuah kata bagi mereka. Tidak ada sebuah rasa yang tersirat dalam setiap katanya. Dan semakin lama aku mengatakan setiap kata itu, aku semakin sadar, mereka adalah pendengar yang tidak ingin mendengar.

Bagaimana bisa aku terus menceritakan segala hal yang aku rasakan dan aku alami pada mereka yang tidak mau mendengar? Aku bukan orang bermuka tebal yang tetap bercerita walaupun aku tau mereka tidak ingin mendengarkan. Lalu siapa pendengarku? Karena tidak ada lagi pendengar untukku, diam adalah pilihan terbaik dan menceritakan semua itu hanya kepada ALLAH SWT.

Memendam semuanya memang bukan suatu hal yang mudah. Tertawa saat di dalam hati ingin menangis, tersenyum saat hati terasa teriris :) Hanya aku yang tau bagaimana perasaanku karena mereka tidak ingin tau dan tidak akan mengerti bagaimana perasaanku.

Saat mereka tak mau lagi mendengar, aku berjanji tidak akan menganggu mereka dengan ceritaku.
Saat mereka memang tidak ingin mendengar, aku akan meminta maaf kepada mereka karena mereka telah terganggu dengan cerita yang aku berikan.
Saat mereka tidak mau mendengar, aku hanya akan menyembunyikan setiap rasa yang aku punya sendiri.

Mereka yang ada disisiku pasti tidak akan terganggu dengan celotehan sampah yang keluar dari bibirku. Mereka yang ada disisiku tidak perlu mendengarnya lagi, karna aku tidak ingin mengungkapkannya (:

                                                                               

Sabtu, 03 Mei 2014

Aku pernah. Aku pernah menangis karena sakit, menangis karena kecewa, menangis karena sedih, menangis karena rindu tak tertahan dan adapula menangis karena terlalu bahagia ☺
Kali ini yang ku rasa, aku menangis karena rindu yang tak tertahan.

Air mata rindu..
Hm entahlah sudah berapa kali aku sering menangis di saat merindukan seseorang.

Air mata identik dengan lemah. Ya, lemah. Aku tak mau dibilang lemah, aku tak mau terlihat lemah dan aku tak mau dilemahkan oleh rindu. Ada saatnya meneteskan air mata karena rindu, namun ada saatnya juga harus menguatkan diri :)

Ada saatnya semua harus diakhiri,
Perasaan cinta yang terlalu dalam
Ketika batin tak sanggup lagi memendam
Mungkin hanya tangis air mata yang bisa menjelaskan.

Tidak perlu dikatakan, tetapi cukup dirasakan.
Mungkin inilah saatnya aku merindukanmu dalam diam.
Hati yang berbicara walau raga mungkin tak bertemu.
Aku terlalu naif untuk mengakui bahwa aku rindu kita. Seperti sekarang.. Aku rindu kamu dan kita.

When you miss someone, but you can't do anything about it :) Sakit memang rasanya jika rasa kangen yang lebih lebih itu tak bisa ditebus langsung dengan pertemuan. Rindu ini selalu saja mengusikku.

Sejak 2 hari ini aku mempimpikan kamu, ya kamu. Apakah kamu merasakan bahwa di sini aku merindukanmu? Kenapa kamu selalu datang mengganggu mimpiku (?) Haha, why do i miss you so badly???!

Hm, entahlah.

Aku menyadari bahwa kita semakin jauh. Tiada kabar, tiada saling sapa.
Aku di sini menunggumu, mengemis waktumu. Tidakkah kau menyadari itu?
Tak inginkah kau sekedar memberikan kabar tanpa aku yang meminta, tanpa aku yang harus menghubungimu terlebih dahulu??
Aku merasakan semakin hari kita semakin jauh dan bahkan untuk tau keadaanmu saja pun sulit.

Yea, inilah hidup. Hidup ini memang penuh misteri, teka-taki terus mengajak kita bermain bersamanya.
Akan ada saatnya dimana kamu rindu pada suatu masa, namun kamu sadar masa itu hanya menghalangi langkahmu. Sebut saja, “masa lalu”.

Ada saatnya dimana kita sangat kesal dan masih menyimpan puing amarah, tetapi di detik itu juga kamu menebarkan senyuman.

Akan ada saatnya dimana hal-hal kecil yang dirindukan itu hilang dan pada sampai akhirnya kita menjadi terbiasa dengan ketiadaannya :)