conti Ordinary Girl: Juli 2014

Sabtu, 26 Juli 2014

Yaa Ramadhan..


Yaa Ramadhan,
Saat-saat engkau akan meninggalkan kami telah dekat, tak ada kesedihan yg saat ini kami rasakan kecuali perpisahan kepadamu lah yang membuat air mata kami menetes..

Yaa Ramadhan,
Akankah kami berjumpa kepada mu lagi di tahun yang akan datang? Sementara umur manusia tidak ada yang mengetahui seberapa lama lagi kah kami berada di dunia ini..

Yaa Ramadhan,
Mungkin kami akan merindukanmu, merindukan semua kenangan yang terindah di saat-saat indah di dalam ibadah kepada ALLAH bersama mu..

Yaa Ramadhan,
Berat rasanya hati ini melepasmu, tetapi apa daya semua telah ditakdirkan oleh ALLAH  bahwa setiap yang berawal pasti berakhir dan setiap perjumpaan pasti ada perpisahan.. :)







Setiap Awal Pasti Ada Akhir - Ramadhan 1435

Assalamu alaikum.
Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga baik-baik saja :)

Hm, waktu berjalan begitu cepat..

Bagi orang-orang yang menikmati hidup, tentu waktu akan terasa cepat berakhir. Sebaliknya, bagi orang-orang yang tidak senang dengan hidupnya, waktu akan berjalan sangat lambat. Itu dibaratkan seperti orang yang bahagia saat kedatangan tamu dan sedih saat tamunya pulang pasti mencintai si tamu. Sebaliknya orang yang sedih saat kedatangan tamu dan bahagia saat tamunya pulang, pasti tidak menyenangi si tamu.

Ohiya, saking asyiknya beraktivitas, nggak terasa sekarang sudah tanggal 29 Ramadhan. "Perasaan baru saja kemarin mulai tarawih yang pertama, sekarang sudah tarawih yang terakhir..", Mungkin kata-kata itu masih terucap di antara kita, betul nggak? Waktu berjalan begitu cepat, begitu juga dengan Ramadhan yang akan berakhir dalam hitungan hari.

Tamu Agung yang dianugerahkan ALLAH bagi orang-orang yang beriman itu akan meninggalkan kita. Semoga ALLAH SWT  senantiasa membantu kita menata hati untuk selalu cenderung pada hidayahnya bukan malah berbangga saat kesempatan emas untuk memperbanyak amal telah usai..

Rasanya baru kemarin saya bertekad untuk menyempurnakan tarawih dan qiyamul lail, iya baru kemarin. Berakhirnya bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan ini bisa jadi menimbulkan dilema tersendiri bagi seorang Muslim, kenapa begitu? Karena dengan berakhirnya Ramadhan, hati seorang Muslim akan bercampur antara perasaan senang dan sedih. Senangnya kenapa? Karena sebentar lagi akan tiba hari kemenangan di mana seluruh umat Muslim sedunia merayakan kemenangan melawan hawa nafsu dan kembali ke fitri (suci; seperti orang yang dibersihkan dosanya, seperti kertas putih yang belum ada noda); Idul Fitri. Sedihnya kenapa? Karena akan kehilangan hari-hari di mana amal shalih dilipatgandakan, sedih karena bulan ampunan akan berakhir, sedih karena hari-hari doa dikabulkan akan berakhir, sedih karena aku masih merasa belum sempurna dalam menjalankan ibadah yang dianjurkan di bulan yang penuh berkah ini. Di Ramadhan tahun ini, aku terlalu sibuk dengan urusan dunia, dan berbagai macam kesedihan lainnya.

Sedih, ya saya selalu sedih di saat Ramadhan akan berakhir. Aku masih belum siap untuk meninggalkan Ramadhan ini. Yaa Rabb..

Setiap awal pasti ada akhir. Ramadhan yang kita rindukan kedatangannya pun telah datang, namun kedatangannya pun akan segera berakhir dengan kepergiannya. Yaa, Ramadhan sebentar lagi engkau akan berakhir..

Alangkah rindunya hati akan keberkahan bulan yang penuh dan begitu istimewa.
Bulan ketika pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, Masya Allah! Ketika syaitan dibelenggu.
Ketika amalan Ibadah, ALLAH lipat gandakan, serta bulan yang penuh rahmat dan ampunan ALLAH, Subhanallah..

Semua alam menangis akan berangkatnya Ramadhan. Bukan hanya manusia yang menangis, tetapi juga langit dan bumi serta malaikat pun ikut MENANGIS..

ALLAH, ALLAH tak menjanjikan apa-apa untuk Ramadhan tahun depan, apakah aku masih diikutsertakan pada Ramadhan tahun depan atau telah tertidur dibawah tumpukan tanah..

1 bulan yang telah kita lalui bersama hari-hari yang indah, yang setiap harinya di isi dengan cinta dan kenangan manis dalam ibadah dan ketundukan kepada ALLAH yang maha segala-segala Nya.

Tidak ada cinta kepada sang Maha Pencipta, kecuali saat-saat ramadhan lah yang menumbuhkannya.

Dengan berakhirnya Ramadhan, maka berakhir pula "peperangan" melawan hawa nafsu yang membelenggu jiwa selama satu bulan ini. Namun asyiknya "peperangan" ini tidak akan kita rasakan kelebihan berkahnya di sebelas bulan yang akan datang. Tetapi harus diingat, jangan sampai Ramadhan berakhir kita malah kembali melakukan maksiat-maksiat seperti sebelum Ramadhan. Kita berharap dengan adanya Ramadhan ini bisa menjadi "kotak perubahan" Muslim menjadi lebih baik dari sebelumnya yang siap menghadapi berbagai macam rintangan berupa nafsu keburukan untuk sebelas bulan yang akan datang.

Kini, kami adalah Alumnus Ramadhan. Semoga jiwa kami menjadi jiwa-jiwa yang akan terus bersemangat untuk meneruskan apa-apa yang kami lakukan selama Ramadhan, menjadi manusia yang menjadikan hari-hari di sebelas bulan esok adalah hari-hari yang berkualitas ibadah dan bersikap yang sama dengan menjaga agar tetap stabil, dan terus-menerus berusaha tetap menstabilkan kualitas ketaqwaan saya kepada ALLAH sampai kemudian ALLAH menakdirkan untuk bertemu kembali pada Ramadhan berikutnya.

Di penghujung bulan Ramadhan ini, hanyalah ampunan dan pembebasan dari siksa neraka yang kami harapkan dari ALLAH yang Maha Pengampun.. Kami pun berharap semoga ALLAH menerima amalan kita semua di bulan Ramadhan, walaupun kami rasa amalan kami begitu sedikit dan begitu banyak kekurangan di dalamnya.

Semoga kami menjadi Alumnus Ramadhan yang menerapkan ihsan yang merasa terus menerus diawasi oleh ALLAH dalam setiap helaan nafas, dan sadar bahwa bumi ini akan menjadi saksi atas semua perbuatan yang kita lakukan di muka bumi ALLAH, kemudian tetap menghidupkan malam-malamnya dengan qiyamul lail, merasakan kembali kenikmatan berbuka dengan menghidupkan puasa-puasa sunnah yakni puasa yaumul bidh (puasa tanggal 13, 14 dan 15 bulan Hijriyah), puasa senin kamis atau bahkan puasa daud :) 

Selamat tinggal Ramadhan.. 
Semoga kita  mampu menjadi Alumnus Ramadhan yang baik, menjadi hamba yang lebih baik lagi dimata ALLAH, bukan dimata yang lain.

Taqobbalallahu minna wa minkum (Semoga ALLAH menerima amalan kami dan amalan kalian). 
Semoga ALLAH menjadikan kita sebagai insan yang selalu ber-istiqomah dalam menjalankan ibadah selepas bulan Ramadhan.  
Aamiin, in shaa ALLAH..  



                                                                                                        

Rabu, 16 Juli 2014

Ramadhan Akan Berakhir? Tenang, Masih Ada Waktu..

Assalamu alaikum :)
Bulan Ramadhan telah dekat waktu perginya dan akan segera berpisah dengan kita, dan sesungguhnya dia akan menjadi saksi yang membela kita atau menjatuhkan kita dengan apa saja yang kita titipkan padanya dari amalan-amalan. Barangsiapa yang telah menitipkan padanya amal yang shalih maka hendaknya memuji ALLAH atas hal itu dan bergembiralah dengan pahala yang agung, karena sesungguhnya ALLAH tidak pernah menyia-nyiakan sedikitpun dari setiap kebaikan, sebaliknya barang siapa yang telah menitipkan padanya amalan kejelekan maka hendaknya segera bertaubat kepada ALLAH dengan taubat yang nasuha karena ALLAH akan selalu menerima taubat dari para hamba-Nya :)

Ramadhan akan berakhir. Pertanyaannya adalah, apakah kita sudah maksimal dalam membiasakan diri dalam ketaatan atau belum? Bagi yang merasa sudah maksimal, harus ditingkatkan lagi agar lebih maksimal. Nah, bagi yang merasa belum maksimal atau Ramadhan tahun ini amalannya kurang bagus dari tahun kemarin, masih ada waktu sekitar 1 minggu. So, you dont have to worry, okay? :) Bagi yang belum i'tikaf, maka i'tikaflah mulai malam ini, begitu juga dengan yang belum pernah salat tarawih sekalipun, mulailah di malam ini karena kita masih punya waktu sekitar kurang lebih 1 minggu ke depan. Kita kejar ketinggalan kita di hari-hari sebelumnya agar tidak ketinggalan pahala berlipat yang disediakan ALLAH secara terbuka di Ramadhan ini. 

Ramadhan memang akan berakhir, tapi belum terakhir. Masih ada kesempatan untuk menambah amal. Lebih-lebih di sepuluh malam terakhir. ALLAH SWT Memberikan bonus pahala besar-besaran pada salah satu malam di sepuluh malam terakhir. Malam itu adalah malam Qadar (lailatul qadr). Tentunya bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh. Memperbanyak shalat, dzikir, tilawah, sedekah dan amalan-amalan lainnya.

Pada malam itu (lailatul qadr), malaikat-malaikat dan malaikat Jibril turun untuk mengatur segala urusan. Disebut malam seribu bulan karena pahala di malam ini disamakan dengan pahala yang dilakukan selama seribu bulan yang setara dengan 83 tahun lebih. Selain itu pula Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala maka dia akan diampuni dosa yang telah lampau ataupun yang akan datang.” 

Seperti yang sudah kita ketahui, bulan Ramadhan itu bisa disebut juga Bulan Tarbiyah. Tarbiyah di sini diartikan bahwa selama bulan Ramadhan kita dididik atau dibimbing (bisa oleh diri sendiri maupun orang lain) untuk menjalankan berbagai macam ketaatan kepada ALLAH dan Rasul-Nya. Ramadhan ini dijadikan pembiasaan untuk kembali menjadi Muslim yang lebih taat kepada syariat Islam. Jika sudah biasa menjalankan syariat Islam dengan baik, maka seorang Muslim tidak akan merasa berat atau terbebani dengan berbagai macam aturan dan malah mereka akan menikmati, mengapa bisa begitu? Karena sudah terbiasa. Bisa karena terbiasa :)

Ayo, kita jadikan Ramadhan ini sebagai pendidikan bagi diri sendiri supaya nggak jatuh lagi ke jurang kemaksiatan yang dilakukan sebelum Ramadhan. Semoga kita bisa mejadi lebih istikamah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, meski Ramadhan telah meninggalkan kita.

Kamu tahu, kan? Sesungguhnya ALLAH itu Maha Hidup, tidak mati. Teruskanlah beribadah pada-Nya dalam segala waktu. Sebagian orang beribadah di bulan Ramadhan secara khusus, mereka menjaga shalat-shalatnya di masjid-masjid, memperbanyak baca Al-Quran, dan menyedekahkan hartanya. Lalu ketika Ramadhan usai, mereka bermalas-malasan, kadang-kadang mereka meninggalkan shalat Jum’at dan tidak berjama’ah. Mereka itu telah merusak apa yang telah mereka bangun sendiri, dan menghancurkan apa yang mereka bina. Seakan-akan mereka menyangka, ketekunannya di bulan Ramadhan itu bisa menghapuskan dosa dan kesalahannya selama setahun. Juga mereka anggap bisa menghapus dosa meninggalkan kewajiban-kewajiban dan dosa melanggar hal-hal yang haram. Mereka tidak menyadari bahwa penghapusan dosa karena berbuat kebaikan di bulan Ramadhan dan lainnya itu hanyalah terhadap dosa-dosa kecil dan itupun terikat dengan menjauhkan diri dari dosa-dosa besar.

Lebih besar dosa mana dari dosa besar syirik (menyekutukan ALLAH Ta’ala) dan meninggalkan shalat?
Apakah ada yang tahu?
Meninggalkan shalat itu sudah menjadi kebiasaan yang lumrah bagi sebagian orang. Ketekunan mereka di bulan Ramadhan tidak ada gunanya sama sekali bagi mereka jikalau mereka melanjutkannya dengan kemaksiatan-kemaksiatan berupa meninggalkan kewajiban-kewajiban dan melanggar larangan-larangan ALLAH Ta’ala. Sebagian ulama ditanya tentang kaum yang tekun ibadah di bulan Ramadhan, tetapi setelah usai, mereka meninggalkannya dan berbuat buruk. Maka dijawab: Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal ALLAH kecuali di bulan Ramadhan. Ya, benar. Karena orang yang mengenal ALLAH tentunya ia akan takut pada-Nya setiap waktu (bukan hanya di bulan Ramadhan).

Bila bukan karena kesadaran, sebagian orang terkadang berpuasa Ramadhan dan menampakkan kebaikan serta meninggalkan maksiat,  bukan karena keimanan dan kesadaran. Mereka mengerjakan itu hanyalah dalam rangka basa-basi dan ikut-ikutan. Karena hal ini terhitung sebagai tradisi masyarakat. Perbuatan ini adalah kemunafikan besar, karena orang-orang munafik memang pamer kepada manusia dengan menampak-nampakkan ibadahnya. Naudzubillah min dzalik, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang seperti itu..


Berakhirnya Ramadhan menjadi saksi atas amal-amal kita. Selamat bagi yang amalnya baik, yang amalnya itu akan menolongnya untuk masuk Surga dan bebas dari Neraka. Dan celaka bagi orang yang buruk amalnya lantaran kelengahan dan menyia-nyiakan waktu Ramadhan. Maka perpisahan dengan Ramadhan hendaknya diakhiri dengan kebaikan, karena ketentuan amal itu pada pungkasannya. Barangsiapa berbuat baik di bulan Ramadhan hendaklah menyempurnakan kebaikannya, dan barangsiapa berbuat jahat hendaklah ia bertaubat dan menjalankan kebaikan pada sisa-sisa umurnya. Barangkali tidak akan menjumpai lagi hari-hari Ramadhan setelah tahun ini. Maka hendaklah diakhiri dengan kebaikan dan senantiasa melanjutkan perbuatan baik yang telah dilakukan di bulan Ramadhan pada bulan-bulan lain. Karena Rabb yang memiliki bulan-bulan itu hanyalah satu, dan Dia mengawasimu dan menyaksikanmu.
Dia memerintahkanmu untuk taat selama hidupmu.


Kegembiraan mukminin beda dengan munafikin. Orang mukmin bergembira dengan selesainya Ramadhan karena telah memanfaatkan bulan itu untuk ibadah dan taat, maka dia mengharap pahala dan keutamaannya. Sedang orang munafik bergembira dengan selesainya bulan itu karena akan berangkat untuk bermaksiat dan mengikuti syahwat yang selama Ramadhan itu telah terkungkung.

Oleh karena itu, orang mukmin melanjutkan kegiatan setelah bulan Ramadhan dengan istighfar, takbir dan ibadah, namun orang munafik melanjutkannya dengan maksiat-maksiat, hura-hura, pesta-pesta musik dan nyanyian karena girang dengan berpisahnya Ramadhan dari mereka. O ALLAH, banyak sekali kita melihat disekitar dengan merayakan perpisahan Ramadhan ini dengan hura-hura, pesta-pesta musik dan sebagainya. Yaa ALLAH, ampunilah mereka dan berikanlah mereka hidayah-Mu.. Aamiin..
Bertaqwalah kepada ALLAH wahai hamba ALLAH, dan berpisahlah dengan Ramadhan mu dengan taubat dan istighfar..
Semoga ALLAH selalu senantiasa membimbing kita ke jalan-Nya, jalan yang diridhai-Nya :) Aamiin, in syaa ALLAH niat baik akan selalu ada jalannya..

Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan ketaatan-ketaatan dan menjauhi segala macam dosa dan kemaksiatan agar kita semua mendapatkan kebahagiaan di dunia dan pahala yang melimpah di hari perhitungan kelak.

Yaa ALLAH,
Teguhkanlah kami diatas keimanan dan amal shalih, hidupkanlah kami dalam kehidupan yang baik, dan wafatkanlah kami dalam keadaan Islam dan gabungkanlah kami dengan orang-orang salih, Aamiin.