conti Ordinary Girl: Ramadhan Akan Berakhir? Tenang, Masih Ada Waktu..

Rabu, 16 Juli 2014

Ramadhan Akan Berakhir? Tenang, Masih Ada Waktu..

Assalamu alaikum :)
Bulan Ramadhan telah dekat waktu perginya dan akan segera berpisah dengan kita, dan sesungguhnya dia akan menjadi saksi yang membela kita atau menjatuhkan kita dengan apa saja yang kita titipkan padanya dari amalan-amalan. Barangsiapa yang telah menitipkan padanya amal yang shalih maka hendaknya memuji ALLAH atas hal itu dan bergembiralah dengan pahala yang agung, karena sesungguhnya ALLAH tidak pernah menyia-nyiakan sedikitpun dari setiap kebaikan, sebaliknya barang siapa yang telah menitipkan padanya amalan kejelekan maka hendaknya segera bertaubat kepada ALLAH dengan taubat yang nasuha karena ALLAH akan selalu menerima taubat dari para hamba-Nya :)

Ramadhan akan berakhir. Pertanyaannya adalah, apakah kita sudah maksimal dalam membiasakan diri dalam ketaatan atau belum? Bagi yang merasa sudah maksimal, harus ditingkatkan lagi agar lebih maksimal. Nah, bagi yang merasa belum maksimal atau Ramadhan tahun ini amalannya kurang bagus dari tahun kemarin, masih ada waktu sekitar 1 minggu. So, you dont have to worry, okay? :) Bagi yang belum i'tikaf, maka i'tikaflah mulai malam ini, begitu juga dengan yang belum pernah salat tarawih sekalipun, mulailah di malam ini karena kita masih punya waktu sekitar kurang lebih 1 minggu ke depan. Kita kejar ketinggalan kita di hari-hari sebelumnya agar tidak ketinggalan pahala berlipat yang disediakan ALLAH secara terbuka di Ramadhan ini. 

Ramadhan memang akan berakhir, tapi belum terakhir. Masih ada kesempatan untuk menambah amal. Lebih-lebih di sepuluh malam terakhir. ALLAH SWT Memberikan bonus pahala besar-besaran pada salah satu malam di sepuluh malam terakhir. Malam itu adalah malam Qadar (lailatul qadr). Tentunya bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh. Memperbanyak shalat, dzikir, tilawah, sedekah dan amalan-amalan lainnya.

Pada malam itu (lailatul qadr), malaikat-malaikat dan malaikat Jibril turun untuk mengatur segala urusan. Disebut malam seribu bulan karena pahala di malam ini disamakan dengan pahala yang dilakukan selama seribu bulan yang setara dengan 83 tahun lebih. Selain itu pula Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan pahala maka dia akan diampuni dosa yang telah lampau ataupun yang akan datang.” 

Seperti yang sudah kita ketahui, bulan Ramadhan itu bisa disebut juga Bulan Tarbiyah. Tarbiyah di sini diartikan bahwa selama bulan Ramadhan kita dididik atau dibimbing (bisa oleh diri sendiri maupun orang lain) untuk menjalankan berbagai macam ketaatan kepada ALLAH dan Rasul-Nya. Ramadhan ini dijadikan pembiasaan untuk kembali menjadi Muslim yang lebih taat kepada syariat Islam. Jika sudah biasa menjalankan syariat Islam dengan baik, maka seorang Muslim tidak akan merasa berat atau terbebani dengan berbagai macam aturan dan malah mereka akan menikmati, mengapa bisa begitu? Karena sudah terbiasa. Bisa karena terbiasa :)

Ayo, kita jadikan Ramadhan ini sebagai pendidikan bagi diri sendiri supaya nggak jatuh lagi ke jurang kemaksiatan yang dilakukan sebelum Ramadhan. Semoga kita bisa mejadi lebih istikamah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, meski Ramadhan telah meninggalkan kita.

Kamu tahu, kan? Sesungguhnya ALLAH itu Maha Hidup, tidak mati. Teruskanlah beribadah pada-Nya dalam segala waktu. Sebagian orang beribadah di bulan Ramadhan secara khusus, mereka menjaga shalat-shalatnya di masjid-masjid, memperbanyak baca Al-Quran, dan menyedekahkan hartanya. Lalu ketika Ramadhan usai, mereka bermalas-malasan, kadang-kadang mereka meninggalkan shalat Jum’at dan tidak berjama’ah. Mereka itu telah merusak apa yang telah mereka bangun sendiri, dan menghancurkan apa yang mereka bina. Seakan-akan mereka menyangka, ketekunannya di bulan Ramadhan itu bisa menghapuskan dosa dan kesalahannya selama setahun. Juga mereka anggap bisa menghapus dosa meninggalkan kewajiban-kewajiban dan dosa melanggar hal-hal yang haram. Mereka tidak menyadari bahwa penghapusan dosa karena berbuat kebaikan di bulan Ramadhan dan lainnya itu hanyalah terhadap dosa-dosa kecil dan itupun terikat dengan menjauhkan diri dari dosa-dosa besar.

Lebih besar dosa mana dari dosa besar syirik (menyekutukan ALLAH Ta’ala) dan meninggalkan shalat?
Apakah ada yang tahu?
Meninggalkan shalat itu sudah menjadi kebiasaan yang lumrah bagi sebagian orang. Ketekunan mereka di bulan Ramadhan tidak ada gunanya sama sekali bagi mereka jikalau mereka melanjutkannya dengan kemaksiatan-kemaksiatan berupa meninggalkan kewajiban-kewajiban dan melanggar larangan-larangan ALLAH Ta’ala. Sebagian ulama ditanya tentang kaum yang tekun ibadah di bulan Ramadhan, tetapi setelah usai, mereka meninggalkannya dan berbuat buruk. Maka dijawab: Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal ALLAH kecuali di bulan Ramadhan. Ya, benar. Karena orang yang mengenal ALLAH tentunya ia akan takut pada-Nya setiap waktu (bukan hanya di bulan Ramadhan).

Bila bukan karena kesadaran, sebagian orang terkadang berpuasa Ramadhan dan menampakkan kebaikan serta meninggalkan maksiat,  bukan karena keimanan dan kesadaran. Mereka mengerjakan itu hanyalah dalam rangka basa-basi dan ikut-ikutan. Karena hal ini terhitung sebagai tradisi masyarakat. Perbuatan ini adalah kemunafikan besar, karena orang-orang munafik memang pamer kepada manusia dengan menampak-nampakkan ibadahnya. Naudzubillah min dzalik, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang seperti itu..


Berakhirnya Ramadhan menjadi saksi atas amal-amal kita. Selamat bagi yang amalnya baik, yang amalnya itu akan menolongnya untuk masuk Surga dan bebas dari Neraka. Dan celaka bagi orang yang buruk amalnya lantaran kelengahan dan menyia-nyiakan waktu Ramadhan. Maka perpisahan dengan Ramadhan hendaknya diakhiri dengan kebaikan, karena ketentuan amal itu pada pungkasannya. Barangsiapa berbuat baik di bulan Ramadhan hendaklah menyempurnakan kebaikannya, dan barangsiapa berbuat jahat hendaklah ia bertaubat dan menjalankan kebaikan pada sisa-sisa umurnya. Barangkali tidak akan menjumpai lagi hari-hari Ramadhan setelah tahun ini. Maka hendaklah diakhiri dengan kebaikan dan senantiasa melanjutkan perbuatan baik yang telah dilakukan di bulan Ramadhan pada bulan-bulan lain. Karena Rabb yang memiliki bulan-bulan itu hanyalah satu, dan Dia mengawasimu dan menyaksikanmu.
Dia memerintahkanmu untuk taat selama hidupmu.


Kegembiraan mukminin beda dengan munafikin. Orang mukmin bergembira dengan selesainya Ramadhan karena telah memanfaatkan bulan itu untuk ibadah dan taat, maka dia mengharap pahala dan keutamaannya. Sedang orang munafik bergembira dengan selesainya bulan itu karena akan berangkat untuk bermaksiat dan mengikuti syahwat yang selama Ramadhan itu telah terkungkung.

Oleh karena itu, orang mukmin melanjutkan kegiatan setelah bulan Ramadhan dengan istighfar, takbir dan ibadah, namun orang munafik melanjutkannya dengan maksiat-maksiat, hura-hura, pesta-pesta musik dan nyanyian karena girang dengan berpisahnya Ramadhan dari mereka. O ALLAH, banyak sekali kita melihat disekitar dengan merayakan perpisahan Ramadhan ini dengan hura-hura, pesta-pesta musik dan sebagainya. Yaa ALLAH, ampunilah mereka dan berikanlah mereka hidayah-Mu.. Aamiin..
Bertaqwalah kepada ALLAH wahai hamba ALLAH, dan berpisahlah dengan Ramadhan mu dengan taubat dan istighfar..
Semoga ALLAH selalu senantiasa membimbing kita ke jalan-Nya, jalan yang diridhai-Nya :) Aamiin, in syaa ALLAH niat baik akan selalu ada jalannya..

Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan ketaatan-ketaatan dan menjauhi segala macam dosa dan kemaksiatan agar kita semua mendapatkan kebahagiaan di dunia dan pahala yang melimpah di hari perhitungan kelak.

Yaa ALLAH,
Teguhkanlah kami diatas keimanan dan amal shalih, hidupkanlah kami dalam kehidupan yang baik, dan wafatkanlah kami dalam keadaan Islam dan gabungkanlah kami dengan orang-orang salih, Aamiin.


                                                                                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar