conti Ordinary Girl: AYAH, IBU

Sabtu, 10 Desember 2011

AYAH, IBU

Sudah sekian lama, sejak tangan Ayah dan Mamah mendekap diri ku yang mungil ini dalam pelukan hangat, merawat ku dengan penuh kasih sayang, cinta, perhatian, dan bimbingan agar aku bisa jadi pribadi yang bisa dibanggakan.

Ayah dan Mamah bilang: "kamu titipan Tuhan,kami harus menjaga kamu baik-baik". Tetapi, seiring waktu berjalan, semakin banyak kesalahan yang aku perbuat yang menyakiti ayah dan Mamah.

Hanya lewat catatan kecil ini, aku ungkapkan semua yang ada di benak ku. Rasa bersalah yang mendalam telah menyakiti Ayah dan Mamah berulang kali (yang hebatnya, Ayah dan Mamah tidak pernah bisa membenci anaknya walaupun telah aku sakiti hatinya berulang kali)

Terima kasih Ayah, Ayah sudah membanting tulang bekerja begitu giat demi menghidupi aku. Maaf Ayah, sering kali aku tidak memperhatikan bagaimana letihnya diri Ayah mencari sesuap nasi bagi keluarga ini. Begitu bodohnya aku tidak menanyakan keadaan diri Ayah, walaupun kita ada di dalam satu rumah sederhana ini. Begitu angkuhnya aku tidak memijat kaki mu, tanganmu ketika ayah letih setelah bekerja seharian demi aku.

Terima kasih Mamah, Mamah telah berjuang hidup dan mati demi melahirkan aku di dunia ini. Maafkan aku Mamah, sering aku tidak membantu mu yang bekerja mengurus rumah tangga ini. Tangan mu yang tidak lelah bekerja mengatur isi keluarga ini sangat berarti. Namun, jarang aku tawarkan diri ku hanya sekedar untuk memijat tangan mu yang selalu mendekap diriku saat aku masih bayi (begitu hinanya diri ku sering membantah ucapan serta nasihat yang ibu beri padaku,yang seharusnya aku resapi baik-baik yang seharusnya aku tahu, Mamah sering menegurku karena Mamah sayang pada ku).

Terima kasih Ayah, sejak aku lahir di dunia ini, Ayah menggendong ku dengan penuh rasa kasih sayang. Menyuapi makan ketika aku lapar, menggantikan Mamah mengurus rumah saat Mamah terbaring di rumah sakit karena melahirkan ku. Maafkan aku Ayah, sering kali aku mengejek diri mu, membantah tiap ucapan bijak dari mu yang seharusnya aku sadar, Ayah adalah imam di keluarga ini.

Begitu hinanya aku saat aku membohongi Ayah untuk sekedar memakai kendaraan-kendaraan mu sesuka hati ku atau meminta dijemput dari suatu tempat yang tujuannya hanya untuk kesenangan ku, padahal Ayah telah letih bekerja seharian ini.

Begitu bodohnya aku ketika aku punya waktu senggang yang aku lakukan malah menghabiskan uang dari Ayah untuk berfoya-foya. Sedangkan Ayah bekerja mati-matian demi mencari uang yang akan menghidupi diri ku.

Terima kasih Mamah, Mamah tidak pernah mengeluh membimbing ku, menjelaskan pada ku yang mana yang baik dan yang salah, menjaga ku ketika aku sakit, memberi kepadaku kasih sayang tulus seorang Mamah yang didambakan banyak orang. Sungguh, maafkanlah aku Mamah, tidak jarang aku menolak membantu Mamah ketika Mamah meminta bantuan ku.

Aku tidak memperhatikan betapa besarnya peran Mamah di rumah, sedang aku hanya sedikit yang bisa aku lakukan. Betapa hinanya aku lebih senang menemani teman-teman ku berbelanja menghabiskan uang sia-sia di pusat belanja daripada menemani Mamah di rumah untuk mengerjakan tugas rumah yang berat itu.

Sungguh banyak rasa terima kasih yang tak bisa aku ungkapkan lagi dalam kata-kata, begitu besar cinta ini bagi Ayah dan Mamah. Maafkan aku Ayah, Mamah, aku telah bersalah telah menyakiti hati Ayah dan Mamah, menyayat perih dari tiap perkataan dan perbuatan yang aku perbuat yang tak sengaja tanpa kusadari telah menyakiti hati Ayah dan Mamah.

Aku terus berusaha menjadi anak yang berbakti dan baik untuk Ayah dan Mamah, tidak cukup hanya membiayai Ayah, Mamah dan adik-adik nantinya ketika aku besar nanti untuk membayar dan menggantikan semua jerih payah ayah dan ibu agar aku bisa menjadi manusia yang berguna.

Dengan segenap hati, aku sangat mencintai dan menyayangi Ayah dan Mamah. Terima kasih telah merawat diriku terima kasih telah memberikan kasih sayang yang begitu besar padaku.

Terima kasih telah menjadi orang tua yang sangat membanggakan, semoga, aku bisa menjadi pribadi yang Ayah dan Mamah banggakan. Semoga aku bisa membuat Ayah dan Mamah tersenyum dengan keberhasilan ku telah menjadi seseorang yang Ayah dan Mamah impikan, Aamiin Ya Rabb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar