conti Ordinary Girl: Kelemahlembutan Mampu Mengubah Hidup

Sabtu, 09 Maret 2013

Kelemahlembutan Mampu Mengubah Hidup


Apa yang muncul dalam benak anda mendengar kata “Penjara?” atau bagaimana pendapatmu saat diajak berbicara tentang narapidana? Atau lebih jauh, apa yang anda rasakan bila bergaul langsung dengan mereka? Barangkali kesan ini akan muncul; Jahat, benci, takut, tidak suka, dst.

Ada kisah bagus dan nyata dipaparkan dalam buku Chicken Soup for the Soul kisah sebuah penjara yang berobah dari kesan angker, ngeri, tidak manusiawi menjadi lembut, hangat dan terutama menjadi sungguh manusiwi. Pada tahun 1921 Lewis Lawes menjadi sipir (kepala) penjara namanya Sing Sing Prison. Penjahat kelas kakap atau kaliber super jahat biasanya diselkan di penjara ini. Maka memang benar kesan angker, menakutkan, ngeri dan tidak manusiawi nyata di tempat ini. Ia bertugas di sana selama kurang lebih 20 tahun dan selama kurun waktu itu kehidupan, relasi antar para napi dan petugas, dan juga lingkungan sekitarnya menjadi indah dan hangat. Mengapa?

Inilah jawaban yang menakjubkan. Isteri Lewis Lawes, namanya Catherine yang lemah lembut, pengertian, dan perasaan bergaul dengan narapidana ini. Bahkan ia tidak segan membawa ketiga anak-anaknya mengunjungi, ngobrol dan bercengkrama dengan mereka. Ketika para narapida ini bermain bola basket di dalam, ia bersama anaknya ikut menonton. Ia selalu berprinsip, Kalau saya baik sama mereka, tentu mereka juga akan baik kepada saya. Kalau saya lemah lembut, mereka juga akan lemah lembut karena mereka adalah manusia juga yang punya hati dan perasaan.

Pada suatu hari, ia mengunjungi narapidana ini lagi dan menemukan seorang buta yang dulunya adalah pembunuh. Sambil memegang tangannya, Catherine bertanya, “Apakah kamu pernah mendengar tentang huruf Braille (huruf timbul) khusus untuk orang buta. Ia menjawab, tidak pernah.” Catherine, memfasilitasi sehingga ia bisa membaca dengan baik. Pada kesempatan berikutnya, Catherine melihat napi yang bisu tuli. Catherine memaksa diri belajar bahasa isyarat sehingga ia mampu berkomunikasi dengannya. Banyak napi mengatakan, Catherine adalah Sosok Yesus yang nyata dan datang kembali di tengah-tengah mereka khususnya antara tahun 1921-1937.”

Beberapa tahun kemudian Catherine wanita yang berhati lembut ini meninggal dalam kecelakaan mobil yang fatal. Ia disemayamkan di rumahnya, tidak jauh dari pemukiman penjara itu. Lewis Lawes yang sangat mencintainya sangat kehilangannya. Catherine adala sosok yang berharga dan penting bukan hanya untuknya dan keluarganya tetapi juga untuk mereka yang dicap jahat, penuh nista, perampok, pembunuh yang berdiam di penjara.

Pada suatu pagi, orang yang menggantikan dia sementara, sangat terkejut melihat banyak narapidana berkumpul di pintu gerbang utama penjara. Ia mendekat dan jelas melihat mereka terpukul, sedih dan menangis. Entah dorongan apa, bos yang “baru” ini mengatakan, “Oke silahkan pergi melayat (memberi penghormatan) terakhir kepada Catherine tetapi ingat pulang nanti sore. Kemudian ia membuka pintu. Narapidana ini berbaris melangkah dalam kesedihan ke rumah wanita baja yang mereka kagumi ini. Dan benar sorenya mereka semua kembali dengan utuh dan lengkap.

Saudara-i terkasih dan teman-teman sekalian dari kisah indah dan nyata ini kita bisa mengambil pesan sederhana sebagaimana judul di atas, “Kelemah lembutan mampu mengobah hidup.” Bukan uang senjata utama mengobah hidup. Bukan juga materi. Tentu bukan juga kekayaan lain tetapi kasih, kelemah lembutan dan perhatian. Ibu Catherine wanita biasa telah melakukan ini. Ia hanya punya kasih, kelemahlembutan dan perhatian. Dengan tulus ia telah mempersembahkan ini dan nyata narapida yang dulunya keras, jahat, seram, berubah menjadi manusia: lembut, hangat, dan bahkan menangis. Ibu Catherine juga berhasil memberi transformasi dan perubahan mendasar di penjara itu.

Maka, aku sampaikan pesan indah ini, warnailah hidupmu dengan kelemahlembutan maka orang lain akan menyempurnakannya dengan perobahan hidup. Wujudkanlah perhatianmu dengan kasih maka orang lain akan menemukan dirinya kembali sebagai manusia sempurna dan berbudi. Gabungan dari keduanya, jelas akan menghantar orang semakin dekat dengan Allah. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar