Nama
: Chairunnisa
NPM
: 11513863
Kelas
: 3PA04
JOB ENRICHMENT
1. Pengertian Job Enrichment
Job enrichment merupakan suatu pendekatan
untuk merancang kembali pekerjaan guna meningkatkan motivasi instrinsik dan
meningkatkan kepuasaan kerja. Pekerja diberikan kekuasaan atas pekerjaannya,
mereka dapat membuat pekerjaan mereka menjadi lebih terspesialisir dan
sederhana.
Dari
hal tersebut pekerja dapat mengembangkan kecakapan yang mereka miliki. Selain
itu, job enrichment mampu membuat pekerja menjadi termotivasi agar berhasil
dalam mencapai kepuasaan kerja. Sebab dalam job enrichment disini pekerja
melakukan pekerjaan dengan kemampuan mereka sendiri.
Namun,
tidak semua dapat melakukan job enrichment karena untuk dapat melaksanakan job
enrichment pekerja diharapkan memiliki tanggung jawab. Bila mereka tidak mampu
melaksanakan tanggung jawab ini tentu semua pekerjaan tidak dapat berjalan
baik. Misalnya saja dalam tahapan merancang kembali pekerjaan disini dituntut
adanya kreativitas dari pekerja. Agar pekerjaan yang dilakukan dapat terlihat
menjadi lebih besar, bervariasi, dan kecakapan lebih luas. Dari situ pekerja
juga dapat mengoreksi pekerjaannnya sendiri. Karena dalam job enrichment
dituntut kemampuan dari para pekerja sehingga mampu memotivasi secara
instrinsik, maka kemungkinan absensi dan perpindahan kerja akan berkurang.
Adanya motivasi tersebut membuat pekerja ingin melakukan yang terbaik bagi
pekerjaannya.
Contoh : Seorang mahasiswa yang sedang
menuntut ilmu di suatu universitas ia juga dapat membantu anak-anak dibawah jenjang pendidikannya untuk mengajar
anak –anak tersebut dengan cara membuka tempat les atau tempat untuk belajar.
2. Langkah-Langkah dalam Redesign
Pekerjaan Untuk Job Enrichment
A.
Menggabungkan
beberapa pekerjaan menjadi satu.
a. Menjadi lebih besar
a. Menjadi lebih besar
b.
Lebih
bervariasi
c. Kecakapan lebih
luas
d. Memberikan modul
kerja untuk setiap pekerja.
B. Memberikan
kesempatan pada setiap pekerja untuk dapat bertanggung jawab.
a.
Kesempatan
mengatur prosedur kerja sendiri
C.
Memberikan
kesempatan pekerja menghubungi kliennya sendiri secara langsung.
a. Orang – orang
yang berhubungan dengan pelaksanaan kerjanya.
D.
Menciptakan
sarana – sarana umpan balik.
E. Manajemen Ilmiah
A. Pekerjaan disederhanakan secara dispesialisir.
B. Prosedur
pekerjaan yang efisien àditentukan oleh insinyur industry
C.
Para
pekerja diberikan instruksi untuk melaksanakan prosedur kerja.
Contoh : tahap
perakitan mekanis.
3. Pertimbangan-Pertimbangan Dalam
Job Enrichment
A. Jika pekerjaan
terspesialisir dan sederhana dirancang kembali untuk memotivasi secara
intrinsik pada pekerja, maka kualitas pelaksanaan kerja pekerja akan meningkat.
B. Absensi –
absensi dan perpindahan kerja akan berkurang.
C. Dimensi inti
yang berkaitan dengan motivasi intrinsik & lapangan kerja ( Hackman dan
Oldham ), yaitu:
a.
Keragaman
ketrampilan (skill variety)
Banyaknya ketrampilan
yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan. Makin banyak ragam ketrampilan yang
digunakan, makin kurang membosankan pekerjaan.
Misalnya, seorang salesman diminta untuk memikirkan dan menggunakan cara menjual yang berbeda, display (etalase) yang berbeda, cara yang lebih baik untuk melakukan pencatatan penjualan.
Misalnya, seorang salesman diminta untuk memikirkan dan menggunakan cara menjual yang berbeda, display (etalase) yang berbeda, cara yang lebih baik untuk melakukan pencatatan penjualan.
b.
Jati
diri tugas (task identity)
Tingkat sejauh
mana penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan dapat dilihat hasilnya dan dapat
dikenali sebagai hasil kinerja seseorang. Tugas yang dirasakan sebagai bagian
dari pekerjaan yang lebih besar dan yang dirasakan tidak merupakan satu
kelengkapan tersendiri menimbulkan rasa tidak puas.
Misalnya, seorang salesman diminta untuk membuat catatan tentang penjualan dan konsumen, kemudian mempunyai dan mengatur display sendiri.
Misalnya, seorang salesman diminta untuk membuat catatan tentang penjualan dan konsumen, kemudian mempunyai dan mengatur display sendiri.
c.
Tugas
yang penting (task significance)
Tingkat sejauh
mana pekerjaan mempunyai dampak yang berarti bagi kehidupan orang lain, baik
orang tersebut merupakan rekan sekerja dalam suatu perusahaan yang sama maupun
orang lain di lingkungan sekitar. Jika tugas dirasakan penting dan berarti oleh
tenaga kerja, maka ia cenderung mempunyai kepuasan kerja.
Misalnya, sebuah
perusahaan alat-alat rumah tangga ingin mengeluarkan produk panci baru. Para
karyawan diberikan tugas untuk mencari kriteria seperti apa panci yang sangat
dibutuhkan oleh ibu-ibu masa kini. (Tugas tersebut memberikan kepuasan
tersendiri bagi karyawan karena hasil kerjanya nanti secara langsung akan
memberi manfaat kepada pelanggan)
d.
Otonomi
Tingkat
kebebasan pemegang kerja, yang mempunyai pengertian ketidaktergantungan dan
keleluasaan yang diperlukan untuk menjadwalkan pekerjaan dan memutuskan
prosedur apa yang akan digunakan untuk menyelesaikannya. Pekerjaan yang memberi
kebebasan, ketidaktergantungan dan peluang mengambil keputusan akan lebih cepat
menimbulkan kepuasan kerja.
Misalnya,
seorang manager mempercayai salah satu karyawan untuk memperebutkan tender dari
klien. Karyawan tersebut menggunakan ide dan caranya sendiri untuk menarik
perhatian klien . Karyawan diberi kebebasan untuk mengatur sendiri waktu kerja
dan waktu istirahat.
e.
Umpan
balik (feed back)
Memberikan
informasi kepada para pekerja tentang hasil pekerjaan sehingga para pekerja
dapat segera memperbaiki kualitas dan kinerja pekerjaan.
Misalnya, dalam menjual produk salesman didorong untuk mencari sendiri informasi, baik dari atasan maupun dari bagian‑bagian lain, mengenai segala hal yang berkaitan dengan jabatannya serta meminta pendapat konsumen tentang barang‑barang yang dijual, pelayanan, dll.
Misalnya, dalam menjual produk salesman didorong untuk mencari sendiri informasi, baik dari atasan maupun dari bagian‑bagian lain, mengenai segala hal yang berkaitan dengan jabatannya serta meminta pendapat konsumen tentang barang‑barang yang dijual, pelayanan, dll.
Jadi, kondisi
psikologis kritis karyawan yang muncul karena adanya dimensi utama dalam tugas
akan mempengaruhi hasil kerja karyawan yang telah termotivasi secara internal.
Berhasil atau tidaknya hasil kerja dalam job enrichment tergantung oleh
kekuatan kayawan untuk berkembang dan berpikir positif.
Daftar Pustaka
P.Siagian,
Sondang, Prof. Dr. MPA.(1988). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta : Rineka
Citra.
Sihotang. A.
Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya
Paramita.
Wirawan,
Sarlito. (2005).Psikologi Sosial (Psikologi Kelompok dan Psikologi
Terapan).Jakarta :Balai Pustaka.
Sunyoto
Munandar, Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar