Nama
: Chairunnisa
NPM
: 11513863
Kelas
: 3PA04
SIKAP PEKERJA DAN KEPUASAN KERJA
1.
TEORI-TEORI
KEPUASAN KERJA
Menurut Wexley
dan Yukl (1977) teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang lazim
dikenal yaitu:
A.
Teori
Perbandingan Intrapersonal (Discrepancy Theory)
Kepuasan
atau ketidakpuasan yang dirasakan oleh individu merupakan hasil dari
perbandingan atau kesenjangan yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap
berbagai macam hal yang sudah diperolehnya dari pekerjaan dan yang menjadi
harapannya. Kepuasan akan dirasakan oleh individu tersebut bila perbedaan atau
kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang diperoleh dari
pekerjaan kecil, sebaliknya ketidakpuasan akan dirasakan oleh individu bila
perbedaan atau kesenjangan antara standar pribadi individu dengan apa yang
diperoleh dari pekerjaan besar.
B.
Teori Keadilan
(Equity Theory)
Seseorang
akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan
atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi
diperoleh seseorang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang
sekelas, sekantor, maupunditempat lain.
C.
Teori Dua –
Faktor (Two Factor Theory)
Prinsip
dari teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal
yang berbeda. Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan
menjadi dua kategori, yang satu dinamakan Dissatisfier atau hygiene factors dan
yang lain dinamakan satisfier atau motivators.
Satisfier atau motivators adalah
faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja
yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi.
Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi
sangat tidak puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu faktor ini disebut
sebagai pemuas. Hygiene factors adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi
sumber kepuasan, terdiri dari gaji, insentif, pengawasan, hubungan pribadi,
kondisi kerja dan status.
2.
DETERMINAN SIKAP
KERJA
Sikap kerja
dapat dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan berjalan lancar atau tidak.
Jika sikap kerja dilaksanakan dengan baik, pekerjaan akan berjalan lancar. Jika
tidak berarti akan mengalami kesulitan. Tetapi, bukan berarti adanya kesulitan
karena tidak dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada masalah lain lagi dalam
hubungan antara karyawan yang akibatnya sikap kerjanya diabaikan.
1) Menurut para tokoh :
a)
Gibson
(1997), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan
mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang
memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun
keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan
dengan persepsi, kepribadian dan motivasi.
b)
Sada
(2000), adalah tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang
harus dilakukan karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang
dilakukan.
2) Sikap yang positif :
a)
Kemauan
untuk bekerja sama. Bekerja sama dengan orang-orang dalam suatu kelompok akan
memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh
orang-orang secara individual.
b)
Rasa
memiliki. Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat
karyawan memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap
perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan loyalitas demi tercpainya
tjuan perusahaan.
c)
Hubungan
antar pribadi. Karyawan yang mempunyai loyalitas karyawan tinggi mereka akan
mempunyai sikap fleksibel kea rah tete hubungan antara pribadi. Hubungan antara
pribadi ini meliputi : hubungan social diantara karyawan. Hubungan yang
harmonis antara atasan dan karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman
sekerja.
d)
Suka
terhadap pekerjaan. Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa
karyawannya tiap hari dating untu bekerja sama sebagai manusia seutuhnya dalam
hal melakukan pekerjaan yang akan dilakukan dengan senang hati sebagai
indikatornya bisa dilihat dari : kesanggupan karyawan dalam bekerja, karyawan
tidak kpernah menuntut apa yang diterimanya di luar gaji pokok.
3) Faktor-faktor Sikap Kerja
Menurut Blum and Naylor (Aniek, 2005)
terdapat beberapa factor yang mempengaruhi sikap kerja, diantaranya:
a)
Kondisi
Kerja → Situasi kerja yang meliputi lingkungan fisik ataupun lingkungan social
yang menjamin akan mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja. Karena dengan adanya
rasa nyaman akan mempengaruhi semangat dan kualitas karyawan.
b)
Pengawasan
Atasan → Seorang pimpinan yang melakukan pengawasan terhadap karyawan dengan
baik dan penuh perhatian pada umumnya berpengaruh terhadap sikap dan semangat
kerja karyawan.
c)
Kerja
sama dari teman sekerja → Adanya teman sekerja yang dapat berkerjasama akan
sangat mendukung kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
d)
Keamanan
→ Adanya rasa aman yang tercipta serta lingkungan yang terjaga akan menjamin
dan menambah ketenangan dalam pekerjaan.
e)
Kesempatan
untuk maju → Adanya jaminan masa depan yang lebih baik dalam hal karier baik
promosi jabatan dan jaminan hari tua.