Nama
: Chairunnisa
NPM
: 11513863
Kelas
: 3PA04
Motivasi
1.
Definisi
Motivasi
Pengertian Motivasi menurut Para
Ahli : Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.
A. Menurut
Sardiman
Motif
merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuan.
B. Menurut
Mulyasa
Motivasi
adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke
arah suatu tujuan tertentu.
C. Menurut Hamalik
Motivasi
adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
D. Menurut Sardiman
Motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
2.
Teori
Drive Reinforcement
Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa perilaku individual atau motivasi
merupakan suatu fungsi dari konsekuensi dari perilaku tersebut. perilaku yang
diberi penguatan cenderung diulang, sedangkan perilaku yang tidak diberi
penguatan cenderung akan ditinggalkan atau tidak muncul.
Strategi utama atau kontegensi penguatan
dengan penguatan (reinforce) positif : perilaku yang dikehendaki, perilaku
positif, keberhasilan diberi reward (hadiah, penghargaan, pujian dsb) agar
perilaku yg dikehendaki tersebut dipertahankan, diulang atau dengan kata lain
ada usaha dari pihak manajemen untuk meningkatkan kekuatan atau frekuensi
perilaku tersebut (positif, keberhasilan) dengan memberi reward.
A. Reinforce
negatif
Berusaha
untuk meningkatkan kekuatan atau frekuensi respon dari perilaku yg dikehendaki
dengan menghindarkan adanya stimulus negatif yang memungkinkan adanya respon
yang tidak dikehendaki.
B. Punishment
Berupa
perlakuan tertentu fokusnya bertujuan untuk menghilangkan perilaku yang tidak
dikehendaki.
C. Extingtion
Fokus
untuk menurunkan, mengurangi menghilangkan frekuensi munculnya perilaku yang
tidak dikehendaki dengan cara tidak memberikan reward yang seharusnya diterima
apabila melakukan perilaku yang dikehendaki.
Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalam
keaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned
drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang
atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang
lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya
mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu
mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar
dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang
dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke
arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan
didorong ke arah tujuan yang berbeda.
Masih menurut Hull, suatu kebutuhan biologis pada makhluk hidup
menghasilkan suatu dorongan (drive) untuk melakukan aktivitas memenuhi
kebutuhan tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa makhluk hidup ini
akan melakukan respon berupa reduksi kebutuhan (need reduction response).
Menurut teori Hull, dorongan (motivators of performance) dan reinforcement
bekerja bersama-sama untuk membantu makhluk hidup mendapatkan respon yang
sesuai (Wortman, 2004). Siegel dan Lane, mengutip Jablonke dan De Vries tentang
bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga kerja, yaitu:
a) Menentukan
apa jawaban yang diinginkan.
b) Mengkomunikasikan
dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
c) Mengkomunikasikan
dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang
benar terjadi.
d) Memberikan
ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
e) Memberikan
ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya.
3.
Teori
Harapan
Teori ini diciptakan
oleh David Nadler dan Edward Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai
perilaku dalam organisasi, yaitu:
A. Perilaku
ditentukan oleh kombinasi antara faktor faktor yang terdapat dalam diri orang dan
faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.
B. Perilaku
orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasi dari
sebuah keputusan yang sudah
diperhitungkanoleh orang tersebut.
C. Orang
mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda.
D. Orang
memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya
harapan memperoleh hasil dari sebuah
perilaku.
Atas dasar asumsi tersebut, Nadler dan Lawler
menyusun model harapan yang terdiri dari 3 komponen, yaitu :
a. Nilai
(Value)
Setiap bentuk insentif punya nilai
positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar atau kecil
bagi seseorang.
Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu
penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada
perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat
kecemburuan social terhadap karyawan lain.
b. Instrumentalitas
Adanya hubungan antara pekerjaan
yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki. Jadi jika pekerjaan dilihat
bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan timbullah motivasi
kerja.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi
level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena
bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM
ini cukup menjanjikan.
c. Pengharapan
Persepsi tentang besarnya
kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja.
Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih
bila melakukan kerja lembur.
4.
Teori
tujuan dan implikasi praktisnya
Teori ini menyatakan
bahwa mencapai tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap orang menyukai
kepuasan kerja karena mencapai sebuah tujuan spesifik. Saat seseorang
menentukan tujuan yang jelas, kinerja biasanya meningkat sebab :
a. Dia
akan berorientasi pada hal hal yang diperlukan
b. Dia
akan berusaha keras mencapai tujuan tersebut
c. Tugas
tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
d. Semua
jalan untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Teori ini mengatakan bahwa kita akan bergerak jika
kita memiliki tujuan yang jelas dan pasti. Dari teori ini muncul bahwa
seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan yang
jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan
tujuan).
5.
Teori
hierarki kebutuhan Maslow
A. Kebutuhan
Fisiologis
Ini
adalah kebutuhan biologis. Mereka terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air,
dan suhu tubuh relatif konstan. Mereka adalah kebutuhan kuat karena jika
seseorang tidak diberi semua kebutuhan, fisiologis yang akan datang pertama
dalam pencarian seseorang untuk kepuasan.
B. Kebutuhan
Keamanan
Ketika
semua kebutuhan fisiologis puas dan tidak mengendalikan pikiran lagi dan
perilaku, kebutuhan keamanan dapat menjadi aktif. Orang dewasa memiliki sedikit
kesadaran keamanan mereka kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode
disorganisasi dalam struktur sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering
menampilkan tanda-tanda rasa tidak aman dan perlu aman.
C. Kebutuhan
Cinta
Sayang
dan kepemilikan, ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan
fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan
dapat muncul. Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan
kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih
sayang dan memberikan rasa memiliki.
D. Kebutuhan
Esteem
Ketika
tiga kelas pertama kebutuhan dipenuhi, kebutuhan untuk harga bisa menjadi
dominan. Ini melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang mendapat
penghargaan dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk tegas,
berdasarkan, tingkat tinggi stabil diri, dan rasa hormat dari orang lain.
Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang merasa percaya diri dan berharga sebagai
orang di dunia. Ketika kebutuhan frustrasi, orang merasa rendah, lemah, tak
berdaya dan tidak berharga.
E. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Ketika
semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah kebutuhan untuk
aktualisasi diri diaktifkan. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai
orang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu “lahir untuk
dilakukan.” “Seorang musisi harus bermusik, seniman harus melukis, dan penyair
harus menulis.” Kebutuhan ini membuat diri mereka merasa dalam tanda-tanda
kegelisahan. Orang itu merasa di tepi, tegang, kurang sesuatu, singkatnya,
gelisah. Jika seseorang lapar, tidak aman, tidak dicintai atau diterima, atau
kurang harga diri, sangat mudah untuk mengetahui apa orang itu gelisah tentang.
Hal ini tidak selalu jelas apa yang seseorang ingin ketika ada kebutuhan untuk
aktualisasi diri.
Teori hierarki kebutuhan sering digambarkan sebagai
piramida, lebih besar tingkat bawah
mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan
aktualisasi diri.
6.
Kebutuhan
yang relevan dengan perilaku dalam organisasi
Kebutuhan aktualisasi
diri, Maslow ingin dirinya diakui oleh orang lain dalam organisasi yang ia
geluti.
Daftar
Pustaka
Edward Hoffman. 1988. A Biography of Abraham Maslow.
Los Angeles: Jeremy P. Tarcher.
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian Edisi Revisi.
Jakarta: UMM.
Sarwono, S.W. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta:
Balai Pustaka
Vroom, VH dan Yetton, PW. (1973). Kepemimpinan dan
pengambilan keputusan. Pittsburg: University of Pittsburg.\
Nasikun. (1993). Sistem Sosial Indonesia, Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada
Sarwono, sarlito W. (2005). Psikologi social
(Psikologi kelompok dan psikologi terapan). Jakarta : Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar