Assalamu alaikum :)
Bulan Ramadhan telah dekat waktu
perginya dan akan segera berpisah dengan kita, dan sesungguhnya dia akan
menjadi saksi yang membela kita atau menjatuhkan kita dengan apa saja
yang kita titipkan padanya dari amalan-amalan. Barangsiapa yang telah
menitipkan padanya amal yang shalih maka hendaknya memuji ALLAH atas hal
itu dan bergembiralah dengan pahala yang agung, karena sesungguhnya
ALLAH tidak pernah menyia-nyiakan sedikitpun dari setiap kebaikan,
sebaliknya barang siapa yang telah menitipkan padanya amalan kejelekan
maka hendaknya segera bertaubat kepada ALLAH dengan taubat yang nasuha
karena ALLAH akan selalu menerima taubat dari para hamba-Nya :)
Ramadhan akan berakhir. Pertanyaannya adalah, apakah kita sudah maksimal dalam membiasakan diri dalam ketaatan atau belum? Bagi yang merasa sudah maksimal, harus ditingkatkan lagi agar lebih maksimal. Nah, bagi yang merasa belum maksimal atau Ramadhan tahun ini amalannya kurang bagus dari tahun kemarin, masih ada waktu sekitar 1 minggu. So, you dont have to worry, okay? :) Bagi yang belum i'tikaf, maka i'tikaflah mulai malam ini, begitu juga dengan yang belum pernah salat tarawih sekalipun, mulailah di malam ini karena kita masih punya waktu sekitar kurang lebih 1 minggu ke depan. Kita kejar ketinggalan kita di hari-hari sebelumnya agar tidak ketinggalan pahala berlipat yang disediakan ALLAH secara terbuka di Ramadhan ini.
Ramadhan memang akan berakhir, tapi belum terakhir. Masih ada
kesempatan untuk menambah amal. Lebih-lebih di sepuluh malam terakhir.
ALLAH SWT Memberikan bonus pahala besar-besaran pada salah satu malam di
sepuluh malam terakhir. Malam itu adalah malam Qadar (
lailatul qadr).
Tentunya bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh. Memperbanyak
shalat, dzikir, tilawah, sedekah dan amalan-amalan lainnya.
Pada malam itu (
lailatul qadr),
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril turun untuk mengatur segala
urusan. Disebut malam seribu bulan karena pahala di malam ini disamakan
dengan pahala yang dilakukan selama seribu bulan yang setara dengan 83
tahun lebih. Selain itu pula Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa
yang shalat di malam Lailatul Qadar karena keimanan dan mengharapkan
pahala maka dia akan diampuni dosa yang telah lampau ataupun yang akan
datang.”
Seperti yang sudah kita
ketahui, bulan Ramadhan itu bisa disebut juga Bulan Tarbiyah. Tarbiyah
di sini diartikan bahwa selama bulan Ramadhan kita dididik atau
dibimbing (bisa oleh diri sendiri maupun orang lain) untuk menjalankan
berbagai macam ketaatan kepada ALLAH dan Rasul-Nya. Ramadhan ini
dijadikan pembiasaan untuk kembali menjadi Muslim yang lebih taat kepada
syariat Islam. Jika sudah biasa menjalankan syariat Islam dengan baik,
maka seorang Muslim tidak akan merasa berat atau terbebani dengan
berbagai macam aturan dan malah mereka akan menikmati, mengapa bisa
begitu? Karena sudah terbiasa. Bisa karena terbiasa :)
Ayo,
kita jadikan Ramadhan ini sebagai pendidikan bagi diri sendiri supaya
nggak jatuh lagi ke jurang kemaksiatan yang dilakukan sebelum Ramadhan.
Semoga kita bisa mejadi lebih istikamah dalam menjalankan ketaatan
kepada Allah dan Rasul-Nya, meski Ramadhan telah meninggalkan kita.
Kamu tahu, kan? Sesungguhnya
ALLAH itu Maha Hidup,
tidak mati. Teruskanlah beribadah pada-Nya dalam segala waktu. Sebagian
orang beribadah di bulan Ramadhan secara khusus, mereka menjaga
shalat-shalatnya di masjid-masjid, memperbanyak baca Al-Quran, dan
menyedekahkan hartanya. Lalu ketika Ramadhan usai, mereka
bermalas-malasan, kadang-kadang mereka meninggalkan shalat Jum’at dan
tidak berjama’ah. Mereka itu telah merusak apa yang telah mereka bangun
sendiri, dan menghancurkan apa yang mereka bina. Seakan-akan mereka
menyangka, ketekunannya di bulan Ramadhan itu bisa menghapuskan dosa dan
kesalahannya selama setahun. Juga mereka anggap bisa menghapus dosa
meninggalkan kewajiban-kewajiban dan dosa melanggar hal-hal yang haram.
Mereka tidak menyadari bahwa penghapusan dosa karena berbuat kebaikan di
bulan Ramadhan dan lainnya itu hanyalah terhadap dosa-dosa kecil dan
itupun terikat dengan menjauhkan diri dari dosa-dosa besar.
Lebih besar dosa mana dari dosa besar syirik (menyekutukan ALLAH Ta’ala) dan meninggalkan shalat?
Apakah ada yang tahu?
Meninggalkan shalat itu sudah menjadi kebiasaan yang lumrah bagi
sebagian orang. Ketekunan mereka di bulan Ramadhan
tidak ada gunanya sama sekali
bagi mereka jikalau mereka melanjutkannya dengan
kemaksiatan-kemaksiatan berupa meninggalkan kewajiban-kewajiban dan
melanggar larangan-larangan ALLAH Ta’ala. Sebagian ulama ditanya tentang
kaum yang tekun ibadah di bulan Ramadhan, tetapi setelah usai, mereka
meninggalkannya dan berbuat buruk. Maka dijawab: Seburuk-buruk kaum
adalah yang tidak mengenal ALLAH kecuali di bulan Ramadhan. Ya, benar.
Karena orang yang mengenal ALLAH tentunya ia akan
takut pada-Nya setiap waktu (bukan hanya di bulan Ramadhan).
Bila bukan karena kesadaran,
sebagian
orang terkadang berpuasa Ramadhan dan menampakkan kebaikan serta
meninggalkan maksiat, bukan karena keimanan dan kesadaran. Mereka
mengerjakan itu hanyalah dalam rangka basa-basi dan ikut-ikutan. Karena
hal ini terhitung sebagai tradisi masyarakat. Perbuatan ini adalah
kemunafikan besar, karena orang-orang munafik memang pamer kepada
manusia dengan menampak-nampakkan ibadahnya. Naudzubillah min dzalik, semoga kita tidak termasuk orang-orang yang seperti itu..
Berakhirnya
Ramadhan menjadi saksi atas amal-amal kita. Selamat bagi yang amalnya
baik, yang amalnya itu akan menolongnya untuk masuk Surga dan bebas dari
Neraka. Dan celaka bagi orang yang buruk amalnya lantaran kelengahan
dan menyia-nyiakan waktu Ramadhan. Maka perpisahan dengan Ramadhan
hendaknya diakhiri dengan kebaikan, karena ketentuan amal itu pada
pungkasannya. Barangsiapa berbuat baik di bulan Ramadhan hendaklah
menyempurnakan kebaikannya, dan barangsiapa berbuat jahat hendaklah ia
bertaubat dan menjalankan kebaikan pada sisa-sisa umurnya. Barangkali
tidak akan menjumpai lagi hari-hari Ramadhan setelah tahun ini. Maka
hendaklah diakhiri dengan kebaikan dan senantiasa melanjutkan perbuatan
baik yang telah dilakukan di bulan Ramadhan pada bulan-bulan lain.
Karena Rabb yang memiliki bulan-bulan itu hanyalah satu, dan Dia
mengawasimu dan menyaksikanmu.
Dia memerintahkanmu untuk taat selama hidupmu.
Kegembiraan
mukminin beda dengan munafikin. Orang mukmin bergembira dengan
selesainya Ramadhan karena telah memanfaatkan bulan itu untuk ibadah dan
taat, maka dia mengharap pahala dan keutamaannya. Sedang orang munafik
bergembira dengan selesainya bulan itu karena akan berangkat untuk
bermaksiat dan mengikuti syahwat yang selama Ramadhan itu telah
terkungkung.
Oleh karena itu, orang mukmin melanjutkan kegiatan
setelah bulan Ramadhan dengan istighfar, takbir dan ibadah, namun orang
munafik melanjutkannya dengan maksiat-maksiat, hura-hura, pesta-pesta
musik dan nyanyian karena girang dengan berpisahnya Ramadhan dari
mereka. O ALLAH, banyak sekali kita melihat disekitar dengan merayakan
perpisahan Ramadhan ini dengan hura-hura, pesta-pesta musik dan
sebagainya. Yaa ALLAH, ampunilah mereka dan berikanlah mereka
hidayah-Mu.. Aamiin..
Bertaqwalah kepada ALLAH wahai hamba ALLAH, dan berpisahlah dengan Ramadhan mu dengan taubat dan istighfar..
Semoga
ALLAH selalu senantiasa membimbing kita ke jalan-Nya, jalan yang
diridhai-Nya :) Aamiin, in syaa ALLAH niat baik akan selalu ada
jalannya..
Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan
ketaatan-ketaatan dan menjauhi segala macam dosa dan kemaksiatan agar
kita semua mendapatkan kebahagiaan di dunia dan pahala yang melimpah di
hari perhitungan kelak.
Yaa ALLAH,
Teguhkanlah kami
diatas keimanan dan amal shalih, hidupkanlah kami dalam kehidupan yang
baik, dan wafatkanlah kami dalam keadaan Islam dan gabungkanlah kami
dengan orang-orang salih, Aamiin.