Aku masuk kedalam 10 Besar |
Alhamdulillah sekali aku bisa masuk di 10 Besar, aku peringkat ke-8 dan mungkin ini faktor Keberuntungan :)) Bayangkan saja, aku berlawanan dengan Siswa/Siswi SMA-SMA Negeri di Jakartaaaa! Dan mereka Pintar-pintaaaar! Sedangkan aku hanya Siswi di SMA Swasta, dan aku juga bukan Siswi yang 'Pintar'.
Di Mabit terdapat 4 Rombongan, yaitu : A (Aroma), B (Rombeng), C (Ronceng), dan D (Rondeng). Aku masuk di Rmbongan D (Rondeng). Dan kelas A (Aroma) itu kelas khusus untuk anak-anak yang mengambil jurusan IPS di Universitas nanti. Sedangkan kelas-kelas lainnya adalah kelas untuk IPA.
5 Minggu ini (10 pertemuan), di Rombonganku belajar tentang 'Matematika'. Setiap Departmen, jatahnya 10 pertemuan (5 Minggu), ZzZzZzZzZzZzZzz 10 pertemuan belajar Matematika lagi, lagi, dan lagiiii >,< Fightiiing!!╭( '̀⌣'́ )งː̖́ Hem, jujur ya, so far aku belum merasakan asyiknya Mabit. Kan banyak yang bilang, kalau Mabit itu Enak, Asyik, dll. tetapi aku masih flaaaat! So, di bilang nggak asyik, nggak juga. Di bilang asyik, nggak juga! :)) entahlah.
Orang-orang yang ada di Mabit Nurul Fikri ini adalah orang-orang LUAR BIASA yang cerdas dan sangat aktif. Tujuan kami disini sama, ingin mendapatkan PTN dengan jurusan idaman. Yang berbeda dari Bimbingan Belajar lain, kami disini, Di Mabit, tidak meraih PTN sendirian, melainkan bersama. Kami belajar di Mabit, bersama-sama, Bukan sendirian. Kami HARUS saling mengajarkan satu sama lain demi mewujudkan cita-cita kita bersama
Ohiya, di Mabit terdapat sesuatu yang disebut "seleksi alam". Seleksi alam ini terjadi pada mereka yang tidak bertahan hingga akhir di Mabit, karena Mabit memang lebih berat dari Bimbingan Belajar lain. Tugas-tugas yang diberikan lebih banyak dibanding tugas sekolah, dan kekuatan mental kita juga teruji berat disini karena ujian yang Mabit lakukan di setiap akhir departemen lebih berat daripada ujian Sekolah ataupun UN ˘,˘ Ujian di Mabit memaksa kita untuk mengerti pelajaran, karena kita harus menjelaskannya langsung di depan pengajar Mabit dan teman-teman kita. Aku sendiri merasa cukup berat saat menjalaninya, tapi jangan jadi beranggapan kalau Mabit itu eksklusif atau hanya untuk orang-orang cerdas saja. Justru tidak. Motto Mabit sendiri: Di Mabit kita tidak butuh orang pintar, tetapi yang kita butuhkan adalah orang-orang yang mau bekerja keras demi mebahagiakan oangtua, mau berusaha, berjuang dan juga loyal.
Di Mabit juga terdapat kakak Asuh, yaitu para pengajar yang lebih seperti pembimbing khusus untuk kami. Dari sebuah rombongan itu, akan dibagi beberapa kelompok, lalu diberikan kakak asuh yang berbeda dari departemen satu ke departemen lainnya. Kakak asuh inilah yang akan mengajarkan kita lebih dalam lagi tentang pelajaran yang kita tidak mengerti. Yang lebih hebat lagi, kakak Asuh ini 'diharuskan' available selama 24 jam. Aku ingat, ada temanku yang pernah meminta belajar pada kakak asuhnya pada jam 12 malam. Dan kakak asuh itu mau. Betapa baiknya merekaaaa
Doakan aku agar bisa bertahan sampai akhir di sini, di Mabit Nurul Fikri :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar